Rabu, 28 April 2010

modern = kerusakan alam ????

Alam? Teknologi?
Apakah dua hal ini adalah sesuatu yang berlawanan?

Pada jaman yang dipenuhi teknologi ini seringkali kita mendapat bahwa teknologi yang diciptakan manusia justru menyebabkan kerusakan alam. Apakah selalu begitu?
Contohnya saja seperti kantong plastik yang sangat praktis untuk digunakan atau sebutlah sedotan. Barang-barang ini adalah pembantu manusia yang sangat banyak kegunaannya. Di lain sisi, barang-barang ini telah menyebabkan sampah semakin banyak. Belum lagi TPA yang sudah semakin dikit lahannya karena terlalu banyak sampah yang dihasilkan setiap harinya. Sesuatu yang selama ini memudahkan hidup kita malahan sekarang adalah hal yang akan mengakibatkan bencana.  

Terpikir oleh saya mengenai suku-suku di Indonesia yang tradisinya mengharuskan mereka menjaga dan mencintai alam. Memang mereka terlihat sungguh kuno sekali dengan rumah mereka yang tidak ada TV nya atau mereka tidak memiliki handphone. Jangankan punya, sepertinya tau tentang teknologi itu pun tidak. Lucu sekali membayangkan mereka bermain dengan teknologi itu. 

Di balik kebutaan mereka dengan teknologi, justru merekalah masyarakat jaman sekarang yang paling dicintai alam (kalau alam bisa bicara). Mereka tidak pernah buang sampah sembarangan dan menebang pohon-pohon untuk dijadikan tempat mereka. Memang teknologi diciptakan untuk membantu manusia dan betul kalau semua itu membantu dalam pekejaan kita. Saya percaya bahwa dunia yang kita tempati ini bukanlah sesuatu yang abadi atau kekal tetapi apakah betul dengan adanya teknologi?. Saya berpikir kalau ini karena keserakahan manusia atau sesuatu yang berkelebihan. Semua dipakai diluar batas kewajaran dan hanya untuk kepentingan semata. Manusia dilahirkan sebagai makhluk yang paling sempurna dan seharusnya menjaga yang ada di bumi ini karena kita adalah pemimpin dengan akal yang sangat baik  

Semoga tulisan ini dapat membuat kita menjadi lebih menghargai alam dan menemukan solusi yang baik cepat atau lambat :) 

Selasa, 27 April 2010

Bertindak bukan berbicara

Pada bulan MARET 2010. Impian saya terkabul!
Apakah ITU????  Menjadi volunteer WWF!

Mengapa saya menginginkannya?
Alasan saya tentu saja karena saya merasa banyak sekali rizki dari Tuhan yang luar biasa nikmatnya seperti AIR, tetapi manusia telah merusaknya dengan alasan mementingkan diri sendiri dan keserakahan yang bukan main. Seringkali saya merasa banyak orang yang mengetahui apa yang akan ditimbulkan kalau keadaan ini tidak segera diatasi dan orang yang memang benar-benar mengerti tetapi mengabaikan kelanjutan BUMI ini demi kesenangan semata.

Apa bedanya mahasiswa dengan siswa?
Ini adalah satu yang mendorong saya untuk bertindak dalam kehidupan nyata untuk membuat keidupan lebih baik lagi. 
Tindakan nyata adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk membuatnya ke arah yang lebih baik daripada berbicara tanpa ada ujungnya

Kecil tapi berarti. Ini adalah sesuatu yang saya ingat dengan masih minimnya pengetahuan dan pengalaman yang didapat.
    
Ini adalah kegiatan yang pertama saya ikuti, yaitu EARTH HOUR yang dilaksanakan pada 27 Maret 2010 di Monas. Acara ini didukung oleh pemerintah, beberapa gedung, dan perkumpulan pelajar. Alangkah mulia sekali apabila setiap masyarakat mau mematikan lampu selama 60 menit saja. Terbayang kalau bumi ini makin panas tentu persediaan AIR semakin sedikit dan pohon-pohon banyak yang mati. Tidak sebanding 60 menit ini dengan listrik dan bahan bakar yang kita gunakan setiap harinya.
                  JAKARTA SI: Gerakan Earth Hour yang dilakukan dengan pemadaman lampu di Jakarta selama satu jam mulai pukul 20.30-21.30 pada Sabtu (27/3) lalu berhasil menghemat listrik sebanyak 80 MW. 
http://www.earthhour.wwf.or.id/news_detail.php?id=212

Acara kedua yang saya ikuti adalah kumkum : Kumpul yuk kumpul!
Di acara yang bertempat di Museum Bank Mandiri ini saya menjadi tim Jirowes. 
Maksudnya adalah saya bertugas untuk mengedukasi pengunjung memilah sampah dengan maksud agar sampah yang berakhir di TPA berkurang karena ada sampah-sampah yang dapat dimanfaatkan. 
Acara ini diikuti berbagai komunitas yang tentu saja dengan tujuan yang sama, yaitu perubahan. WWF juga ikut berpartisipasi dalam acar ini dari bagian MARINE. Setiap pengunjung harus membawa tumbler, kotak makan, dan tas yang dipakai untuk menyimpan barang belanjaan.  Di sini setiap penjual makanan dilarang menggunakan kantong kresek atau yang nama kerennya plastic bags dan sedotan. Semua serba ramah lingkungan dan tentu dengan harapan ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
                                                                  
Kegiatan yang baru saya ikuti dan tentunya masih hangat untuk dibicarakan adalah EARTH DAY.  Acara ini diselenggarakan oleh WWF pada 25 april 2010 di Ancol. Acara ini mengajak peserta untuk edu-fun bike dengan bergabung dalam kelompok dan mengunjungi setiap pos yang ada. Terdapat 4 pos, yaitu green lifestyle, marine, bird watching, dan forest. Di sini peserta diberi pengetahuan tentang alam dengan cara games-games yang terdapat dalam setiap pos. Setiap peserta membawa tumbler guna tidak memperbanyak sampah botol. Peserta juga mngetahui tentang pemilahan sampah dan hewan laut apa saja masih dapat dikonsumsi (pecinta sushi harap berkorban yah hehehe).    

                                      
 Yang paling membuat saya senang adalah : dapat berdonasi untuk sahabat harimau!!!!!! :)

                                                      
 Hem hem... Bayangkan saja saya seorang mahasiswi yang uangnya masih pas-pasan (terbilang kere)haha. Bisa loh untuk menyisihkan uang untuk ikut mendukung program WWF. Harimau sumatera yang lucu itu (oke sebenernya agak serem) hampir punah dan kita sebagai manusia harus berusaha agar mereka tidak punah. Selain itu langsung dapat souvenir yang lucu sekali dan entah kenapa saya suka banget sama logo harimau ini <3


Lucu kan? Lucu kan? hihihi :)
Ini link kalau ada dari kalian yang ingin berdonasi juga :   http://www.wwf.or.id/cara_anda_membantu/bertindak_sekarang_juga/sahabatharimau/

Jadi, membuat perubahan itu bukan lah hal yang susah kok. Setiap orang mempunyai caranya masing-masing dalam menuju suatu tujuan baik. Jangan pernah merasa minder karena merasa pengalaman yang minim. 

Salam lestari! :)